Menteri Anies Fokus Latih Guru Sempurnakan Kurikulum 2013

brt631940593Jakarta, – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, bakal fokus pada pelatihan guru untuk menyempurnakan pelaksanaan Kurikulum 2013. Pelatihan yang selama ini dilakukan dinilai belum efektif.

Anies menyebut, banyak guru yang belum siap menjalankan Kurikulum 2013.

“Ada proses pelatihan yang di dalamnya ada proses magang yang melibatkan sekolah rintisan,” kata Anies di Gedung Kemendikbud, Jumat malam (12/12).

Anies menjelaskan, sekolah yang sudah menjalankan tiga semester dan menjadi sekolah rintisan akan dimatangkan. Selanjutnya, guru sekolah lain datang ke sekolah rintisan untuk ikut proses belajar mengajar.

Cara ini diharapkan dapat membuat para guru tahu persis cara menjalankan kurikulum 2013. “Nantinya guru ikut melihat guru lain yang mengajar mata pelajaran yang sama. Dia menyaksikan dari dekat sehingga tidak hanya tahu tentang teori tapi praktik juga,” ujarnya.

Namun sebelum menjalankan proses magang, guru juga akan diberi materi penataran atau Classroom Teaching.

Penerapan Kurikulum 2013 yang dinilai tergesa-gesa memang mendatangkan sejumlah persoalan. Salah satunya adalah kesiapan guru. Walau sudah dilakukan pelatihan, nyatanya masih banyak guru mengalami kesulitan.

Ketua Tim Evaluasi Kurikulum 2013 Suyanto menjelaskan, masih banyak guru yang belum paham tentang penerapan Kurikulum 2013. “Pro dan kontra memang, ada yang sudah paham ada yang belum,” kata Suyanto saat dihubungi CNN Indonesia, Jumat (12/12).

Pola pelatihan yang dinilai kurang efektif, menurut Anies disebabkan karena konsep pelatihan menggunakan pola seminar. “Yang menjadi masalah, peserta seminar menjadi pemberi materi di level berikutnya,” ujar Anies.

Akhirnya, lanjut Anies, ketika sampai pada level yang paling bawah terjadi perbedaan pemahaman. Pelatihan guru dengan konsep ini akan mulai dilakukan pada awal 2015.

Kemendikbud sedang membuat standar pelaksanaan pelatihan yang akan digunakan di sekolah. Banyak pihak boleh terlibat dalam pelatihan tersebut. “Pelatihan yang mengerjakan bisa banyak, tapi standarnya dari kami. Bisa oleh dinas atau LPTK,” katanya.
(rdk)

Sumber : CNN Indonesia

Tinggalkan komentar